Ekspresi Bentuk Tengkuluk Batik Payakumbuh Dengan Ragamhias Minangkabau
Main Article Content
Abstract
Takuluak merupakan sebutan untuk penutup kepala yang digunakan oleh perempuan Minangkabau di daerah Payakumbuh. Takuluak ini tidak hanya berfungsi sebuagai penutup kepala, melainkan juga menjadi identitas dari masyarakat di Payakumbuh yang mana penggunaan dari takuluak tersebut hanya diperuntukkan bagi perempuan asli daerah tersebut dan hanya dipakai pada saat acara adat atau acara resmi tertentu saja, karena tidak semua acara dapat menggunakan takuluak sebagai penunjang penampilannya. Karya ini diciptakan berdasarkan keresahan terhadap mulai bergesernya penggunaan tengkuluk yang mana biasanya disakralkan penggunaannya namun sekarang sudah mulai bebas dalam penggunaannya. Untuk itu pengkarya menciptakan karya tengkuluk yang bisa digunakan untuk acara fashion atau hanya sebagai penunjang penampilan saja tanpa terikat penggunaaannya dengan adat istiadat yang berlaku ditengah-tengah masyarakat. Perancangan desain tengkuluk ini tetap berdasarkan tengkuluk yang ada di Payakumbuh. Ragamhias yang digunakan pada tengkuluk adalah motif limpapeh, yang mana motif ini memiliki pemaknaan tentang seorang perempuan di Minangkabau yang memiliki peran serta tanggung jawab yang besar terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungannya. Metode yang digunakan yaitu metode tiga tahap enam langkah penciptaan seni kriya yaitu tahap eksplorasi, tahap perancangan dan tahap perwujudan. Karya tengkuluk diciptakan dengan dua teknik pewarnaan yang berbeda yaitu dengan pewarnaan alam dan pewarnaan kimia.
Article Details
How to Cite
Apriliana, & Agung, M. (2024). Ekspresi Bentuk Tengkuluk Batik Payakumbuh Dengan Ragamhias Minangkabau. Iam-Indonesia, 2(1), 410–414. Retrieved from http://iam-indonesia.org/index.php/dkv/article/view/88
Section
Articles
Main Article Content
Abstract
Takuluak merupakan sebutan untuk penutup kepala yang digunakan oleh perempuan Minangkabau di daerah Payakumbuh. Takuluak ini tidak hanya berfungsi sebuagai penutup kepala, melainkan juga menjadi identitas dari masyarakat di Payakumbuh yang mana penggunaan dari takuluak tersebut hanya diperuntukkan bagi perempuan asli daerah tersebut dan hanya dipakai pada saat acara adat atau acara resmi tertentu saja, karena tidak semua acara dapat menggunakan takuluak sebagai penunjang penampilannya. Karya ini diciptakan berdasarkan keresahan terhadap mulai bergesernya penggunaan tengkuluk yang mana biasanya disakralkan penggunaannya namun sekarang sudah mulai bebas dalam penggunaannya. Untuk itu pengkarya menciptakan karya tengkuluk yang bisa digunakan untuk acara fashion atau hanya sebagai penunjang penampilan saja tanpa terikat penggunaaannya dengan adat istiadat yang berlaku ditengah-tengah masyarakat. Perancangan desain tengkuluk ini tetap berdasarkan tengkuluk yang ada di Payakumbuh. Ragamhias yang digunakan pada tengkuluk adalah motif limpapeh, yang mana motif ini memiliki pemaknaan tentang seorang perempuan di Minangkabau yang memiliki peran serta tanggung jawab yang besar terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungannya. Metode yang digunakan yaitu metode tiga tahap enam langkah penciptaan seni kriya yaitu tahap eksplorasi, tahap perancangan dan tahap perwujudan. Karya tengkuluk diciptakan dengan dua teknik pewarnaan yang berbeda yaitu dengan pewarnaan alam dan pewarnaan kimia.